Aktivis dari Aliansi Perempuan Indonesia (API) membawa poster anti kekerasan terhadap perempuan (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mengungkapkan satu dari 10 perempuan atau sekitar 10 persen selama hidupnya pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangannya.
Selain itu, satu dari enam perempuan di Indonesia selama hidupnya pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh selain pasangan. Temuan ini berdasarkan pada analisis mendalam Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) Tahun 2024. Menteri PPPA Arifah Fauzi mengatakan temuan ini menuntut langkah perlindungan yang lebih cepat, terarah, dan terintegrasi.
"Analisis mendalam hasil SPHPN 2024 menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan masih tinggi. Prevalensi perempuan yang mengalami kekerasan seksual lebih tinggi dibandingkan kekerasan fisik oleh selain pasangan, baik setahun terakhir maupun selama hidup. Kekerasan psikologis, kekerasan berbasis elektronik, serta kerentanan perempuan disabilitas juga meningkat," kata Menteri PPPA dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (6/12/2025).
Arifah juga menyebutkan bahwa 28 persen dari perempuan yang mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan melaporkan menderita cedera. Di antara perempuan yang mengalami cedera, 40 persen perempuan mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual beberapa kali (dua hingga lima kali), 38 persen mengalaminya sekali, dan 20 persen mengalami lebih dari lima kali bentuk kekerasan.
"Di antara perempuan yang menderita cedera, mayoritas mengalami goresan, lecet, dan memar, dengan hampir 85 persen pernah mengalaminya. Dampak kekerasan yang dialami lainnya seperti keseleo, luka bagian dalam, gendang telinga rusak, cedera mata, luka sayat, patah tulang, luka karena bacokan, patah gigi dan luka bakar. Luka fisik ini meninggalkan bekas trauma yang mendalam," ujar Menteri PPPA.
Salah satu bentuk kekerasan yang juga mendapat perhatian serius dari pemerintah adalah praktik sunat perempuan. Menteri PPPA menyatakan praktik sunat perempuan tidak memiliki manfaat medis dan justru berisiko jangka panjang.

4 hours ago
6



















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5375889/original/010623500_1759985600-iPhone.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381343/original/033703500_1760501307-Cara-Arsitektur-AI-Native-ERP-ScaleOcean-Pastikan-Analisis-Data-Bisnis-Akurat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343612/original/021470200_1757463424-iPhone_17_01.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343585/original/083090000_1757445757-iPhone_17_Pro_01.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376654/original/081667300_1760012276-huawei_watch_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5374025/original/021228500_1759836671-IMG_20251007_150333_037.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236191/original/021182700_1748493363-image002.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5375727/original/022767000_1759981168-iPhone_17__iPhone_Air__iPhone_17_Pro.jpg)